Kampus di Turki (1)
Oleh Abdul Aziz bin Mundzir
Kuliah. Sebuah pekerjaan anak-anak kampus universitas. Istilah
belajar jarang dipergunakan dalam daerah perkampusan. Kampus merupakan tempat
yang begitu menyenangkan. Setiap hari tempat itu selalu ramai dengan
manusia-manusia yang membawa buku di sampingnya. Bangunan-bangunan yang berada
di sekitar kampus sengaja didirikan untuk sarana pendidikan. Pendidikan yang
merencanakan kemajuan para pemuda pemudi di masa depan. Keadaan kampus tersusun
dengan rapi. Taman-taman sengaja diciptakan agar suasana belajar bertambah
menyenangkan. Kampus mempunyai nama besar bernama Universitas. Di dalamnya
bukan siswa tapi mahasiswa, bukan guru tetapi dosen, dan seterusnya.
Penasaran, itulah yang dirasakan oleh sahabat tanah air kepada
kampus luar negeri. Bagaimanakah suasana kampus di sana? System perkuliahannya
bagaimana? Model pendidikan luar negeri pada saat ini begitu marak dan popular.
Kebanyakan siswa lulusan SMA juga sekolahan setingkatnya yang mengimpikan
pendidikan tinggi di luar tanah air. Sekarang, aku ingin berbagi dan
menceritakan keadaan kampus perkuliahanku. Di Negara Turki.
Kahramanmaraş Sütçü Imam University
adalah nama kampusku. Terletak di kota Kahramanmaraş, yaitu di samping kota Adiyaman, sampingnya
lagi kota Gaziantep yang dekat dengan perbatasan Syiria. Menurut pengalaman,
perjalanan ke kota ini dari kota Istanbul memakan waktu selama 15 jam
perjalanan menggunakan bus. Sebuah kota yang di kelilingi oleh perbukitan hijau
dan terkenal dengan es krimnya ‘dondurma maras’. Pusat kampusku berada di luar pusat
kota. Jaraknya berkisar 20 menit perjalana dari pusat kota.
Tidak terlihat banyak perbedaan dengan keadaan kampus di tanah air.
Gedung-gedung tinggi pun menunjukkan kemegahan kampus. Beberapa lapangan
olahraga pun terlihat ketika kami masuk melewati gerbang kampus. Kampus ini
hanya memiliki satu gerbang formal. Dari gerbang sinilah mahasiswa bisa
memasuki daerah perkampusan. System keamanan pun ketat. Tanpa kartu idenditas
pelajar kami tidak akan diperbolehkan memasuki kampus. Rata-rata keseluruhan
kampus yang berada di Negara Turki juga memiliki keamanan yang ketat seperti
ini.
Kampus
ini menempati peringkat yang ke-55 menurut data tahun 2011. Universitas yang
menempati peringkat tertinggi di Turki tahun
2011 adalah Istanbul Teknik University, Bogaziçi University, Bilkent University, dan
seterusnya. Untuk mendapatkan Universitas yang kita inginkan di sini tidaklah
mudah. Karena penyeleksian di universitas-universitas Turki ini berjalan ketat.
Setiap mahasiswa asing harus mengikuti beberapa ujian khusus untuk bisa
memasuki universitas, Seperti SAT, YOS, AYOS dan lain-lain. Sejak tahun 2011
ujian YOS ditiadakan dan kemudian kebijakan ujian masuk Universitas diserahkan
ke masing-masing Universitas. Materi yang diujikan biasanya adalah bahasa
Turki, Matematika, dan test IQ. Sedangkan SAT diperuntukkan kepada mahasiswa
yang telah menguasai bahasa inggris dengan
baik. Tidak semua Universitas menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris.
Hanya sebagian saja.
Pada tahun 2011 aku
terdaftar sebagai seorang mahasiswa fakultas islamic teologhy di Universitas Kahramanmaraş Sütçü Imam. Kami hanya mendaftar menggunakan ijasah SMA
tanah air dan diterima. Sebuah keberuntungan, setelah sebelumnya kami tiga kali
mendaftar di Universitas lain dan tidak keterima.
Setelah beberapa proses pendaftaran, secara resmi kami mendapatkan
kartu idenditas mahasiswa. Perkuliahan pun dimulai. System pembelajaran di
kampus ini hampir sama dengan di tanah air. Kami mempunyai beberapa mata
pelajaran yang memiliki beberapa kredi atau sks di setiap pelajarannya.
Ada dua pembagian kelas. Pertama kelas pagi, ilk öğretim dan kedua kelas sore, ikinci öğretim. Suasana kelas berbeda-beda sesuai dengan fakultas
masing-masing. Antara mahasiswa laki-laki dan perempuan tidak ada pemisahan.
Semua terdapat dalam kelas bercampur. Meskipun fakultasnya adalah teology
islam. Namun uniknya, kami mahasiswa teologi islam tetap menjaga kesopanan
walaupun kita dalam kelas yang bercampur. Para mahasiswa perempuan biasanya
berperilaku sangat sopan dan begitu menjaga. Bahkan, meskipun kita berada dalam
satu kelas yang sama, kita sangat jarang sekali bertatap muka, berbicara atau
bersenda gurau.
Jumlah mahasiswa perkelas rata-rata berjumlah 30 sampai 50 orang.
Aku rasa tidak ada perbedaan banyak dengan keadaan perkuliahan di tanah air.
Dalam perkuliahan ada dosen, mahasiswa, buku, tugas, persentasi dan segenap
permasalahan perkuliahan lainnya. Mungkin gaya mengajar dosen saja yang
berbeda. Berhubung kita bukan dari suku gaya dan bahasa yang sama namun cukup
menarik. Persaingan pun terasa sekali walaupun kejadian mencontek pun kadang
ada.
Kehidupan mahasiwa di luar kampus pun menarik. Hampir semua teman
kampusku tinggal di rumah secara berkelompok. Mungkin kalau di Indonesia sering
terdengar dengan ngekos. Bedanya ngekos di sini tidak bebas seperti
di tanah air. Rata-rata rumah kos yang dikelola dan ditempati oleh para
mahasiwa adalah berdisiplin dan teratur. Ada beberapa organisasi yang
mengkhususkan untuk rumah-rumah mahasiswa seperti ini.
Pengalamanku sendiri, aku tinggal di satu rumah mahasiswa yang
beratas namakan hizmet Fethullah Gulen. Setiap rumah biasa ditempati
paling banyak ada 6 orang. Dan disetiap rumah diketuai oleh satu orang dari
mereka. Rumah-rumah yang seperti ini mempunyai banyak sekali hal positif. Dari
pencegahaan kepada pergaulan bebas, berhubungan dengan lawan jenis, juga wujud
perhatian kepada kehidupan keseharian mahasiswa itu sendiri. Malah para
mahasiwa mendapatkan pengetahuan lebih berupa ilmu agama.
Bersambung…
Labels: Pendidikan
2 Comments:
bismillah
ada ngga program beasiswa belajar bahasa turki saja
Kalau sekedar beasiswa bahasa Turki ada, biasanya diadakan di musim panas setiap tahunnya. ^ ^
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home