Friday, January 3, 2014

Kampus di Turki (1)

Oleh Abdul Aziz bin Mundzir

Kuliah. Sebuah pekerjaan anak-anak kampus universitas. Istilah belajar jarang dipergunakan dalam daerah perkampusan. Kampus merupakan tempat yang begitu menyenangkan. Setiap hari tempat itu selalu ramai dengan manusia-manusia yang membawa buku di sampingnya. Bangunan-bangunan yang berada di sekitar kampus sengaja didirikan untuk sarana pendidikan. Pendidikan yang merencanakan kemajuan para pemuda pemudi di masa depan. Keadaan kampus tersusun dengan rapi. Taman-taman sengaja diciptakan agar suasana belajar bertambah menyenangkan. Kampus mempunyai nama besar bernama Universitas. Di dalamnya bukan siswa tapi mahasiswa, bukan guru tetapi dosen, dan seterusnya.

Penasaran, itulah yang dirasakan oleh sahabat tanah air kepada kampus luar negeri. Bagaimanakah suasana kampus di sana? System perkuliahannya bagaimana? Model pendidikan luar negeri pada saat ini begitu marak dan popular. Kebanyakan siswa lulusan SMA juga sekolahan setingkatnya yang mengimpikan pendidikan tinggi di luar tanah air. Sekarang, aku ingin berbagi dan menceritakan keadaan kampus perkuliahanku. Di Negara Turki.



Kahramanmaraş Sütçü Imam University adalah nama kampusku. Terletak di kota Kahramanmaraş, yaitu di samping kota Adiyaman, sampingnya lagi kota Gaziantep yang dekat dengan perbatasan Syiria. Menurut pengalaman, perjalanan ke kota ini dari kota Istanbul memakan waktu selama 15 jam perjalanan menggunakan bus. Sebuah kota yang di kelilingi oleh perbukitan hijau dan terkenal dengan es krimnya ‘dondurma maras’. Pusat kampusku berada di luar pusat kota. Jaraknya berkisar 20 menit perjalana dari pusat kota.  

Tidak terlihat banyak perbedaan dengan keadaan kampus di tanah air. Gedung-gedung tinggi pun menunjukkan kemegahan kampus. Beberapa lapangan olahraga pun terlihat ketika kami masuk melewati gerbang kampus. Kampus ini hanya memiliki satu gerbang formal. Dari gerbang sinilah mahasiswa bisa memasuki daerah perkampusan. System keamanan pun ketat. Tanpa kartu idenditas pelajar kami tidak akan diperbolehkan memasuki kampus. Rata-rata keseluruhan kampus yang berada di Negara Turki juga memiliki keamanan yang ketat seperti ini.

Kampus ini menempati peringkat yang ke-55 menurut data tahun 2011. Universitas yang menempati  peringkat tertinggi di Turki tahun 2011 adalah Istanbul Teknik University, Bogaziçi University, Bilkent University, dan seterusnya. Untuk mendapatkan Universitas yang kita inginkan di sini tidaklah mudah. Karena penyeleksian di universitas-universitas Turki ini berjalan ketat. Setiap mahasiswa asing harus mengikuti beberapa ujian khusus untuk bisa memasuki universitas, Seperti SAT, YOS, AYOS dan lain-lain. Sejak tahun 2011 ujian YOS ditiadakan dan kemudian kebijakan ujian masuk Universitas diserahkan ke masing-masing Universitas. Materi yang diujikan biasanya adalah bahasa Turki, Matematika, dan test IQ. Sedangkan SAT diperuntukkan kepada mahasiswa yang telah menguasai  bahasa inggris dengan baik. Tidak semua Universitas menggunakan bahasa pengantar bahasa Inggris. Hanya sebagian saja.

Pada tahun 2011 aku terdaftar sebagai seorang mahasiswa fakultas islamic teologhy di Universitas Kahramanmaraş Sütçü Imam. Kami hanya mendaftar menggunakan ijasah SMA tanah air dan diterima. Sebuah keberuntungan, setelah sebelumnya kami tiga kali mendaftar di Universitas lain dan tidak keterima. 

Setelah beberapa proses pendaftaran, secara resmi kami mendapatkan kartu idenditas mahasiswa. Perkuliahan pun dimulai. System pembelajaran di kampus ini hampir sama dengan di tanah air. Kami mempunyai beberapa mata pelajaran yang memiliki beberapa kredi atau sks di setiap pelajarannya. Ada dua pembagian kelas. Pertama kelas pagi, ilk öğretim dan kedua kelas sore, ikinci öğretim. Suasana kelas berbeda-beda sesuai dengan fakultas masing-masing. Antara mahasiswa laki-laki dan perempuan tidak ada pemisahan. Semua terdapat dalam kelas bercampur. Meskipun fakultasnya adalah teology islam. Namun uniknya, kami mahasiswa teologi islam tetap menjaga kesopanan walaupun kita dalam kelas yang bercampur. Para mahasiswa perempuan biasanya berperilaku sangat sopan dan begitu menjaga. Bahkan, meskipun kita berada dalam satu kelas yang sama, kita sangat jarang sekali bertatap muka, berbicara atau bersenda gurau.

Jumlah mahasiswa perkelas rata-rata berjumlah 30 sampai 50 orang. Aku rasa tidak ada perbedaan banyak dengan keadaan perkuliahan di tanah air. Dalam perkuliahan ada dosen, mahasiswa, buku, tugas, persentasi dan segenap permasalahan perkuliahan lainnya. Mungkin gaya mengajar dosen saja yang berbeda. Berhubung kita bukan dari suku gaya dan bahasa yang sama namun cukup menarik. Persaingan pun terasa sekali walaupun kejadian mencontek pun kadang ada.

Kehidupan mahasiwa di luar kampus pun menarik. Hampir semua teman kampusku tinggal di rumah secara berkelompok. Mungkin kalau di Indonesia sering terdengar dengan ngekos. Bedanya ngekos di sini tidak bebas seperti di tanah air. Rata-rata rumah kos yang dikelola dan ditempati oleh para mahasiwa adalah berdisiplin dan teratur. Ada beberapa organisasi yang mengkhususkan untuk rumah-rumah mahasiswa seperti ini.

Pengalamanku sendiri, aku tinggal di satu rumah mahasiswa yang beratas namakan hizmet Fethullah Gulen. Setiap rumah biasa ditempati paling banyak ada 6 orang. Dan disetiap rumah diketuai oleh satu orang dari mereka. Rumah-rumah yang seperti ini mempunyai banyak sekali hal positif. Dari pencegahaan kepada pergaulan bebas, berhubungan dengan lawan jenis, juga wujud perhatian kepada kehidupan keseharian mahasiswa itu sendiri. Malah para mahasiwa mendapatkan pengetahuan lebih berupa ilmu agama.


Bersambung…   

Labels:

2 Comments:

At January 27, 2014 at 7:38 PM , Blogger Unknown said...

bismillah
ada ngga program beasiswa belajar bahasa turki saja

 
At January 27, 2014 at 9:52 PM , Blogger Abdul Aziz said...

Kalau sekedar beasiswa bahasa Turki ada, biasanya diadakan di musim panas setiap tahunnya. ^ ^

 

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home