Pesan dari Baginda untuk Ibnu ‘Umar
Oleh Syamsuddin*
وعن ابن عمر رضي الله عنهما قال: أخذ رسول الله صلى الله عليه وسلم
بمنكبيّ فقال: {كن في الدنيا كأنك غريب, او عابر سبيل}. وكان ابن عمر رضي الله
عنهما يقول: {إذا أمسيت فلا تنتظر الصباح, واذ أصبحت فلا تنتظر المساء, وخذ من صحتك
لسقمك, ومن حيا تك لموتك}. (رواه البخاري)
Artinya:
Ibnu Umar ra berkata: Rasulullah Saw memegang kedua pundakku dan bersabda: "Hiduplah di dunia ini seakan-akan engkau adalah orang asing atau orang yang sedang lewat (musafir)." Ibnu Umar ra berkata: Jika engkau memasuki waktu sore, maka janganlah menunggu pagi; dan jika engkau memasuki waktu pagi, janganlah menunggu waktu sore; ambillah kesempatan dari masa sehatmu untuk masa sakitmu dan dari masa hidupmu untuk matimu."(HR. Bukhari).
Hadits
ini merupakan hadits yang pernah kita pelajari dulu di dalam kitab Bulughul
Maram. Dan hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu ‘Umar ra, sebuah hadits yang
mengisahkan sebuah pesan Rasulullah Saw kepada beliau. Dalam hadits ini
Rasulullah Saw memerintahkan Ibnu ‘Umar untuk hidup di dunia ini seakan-akan ia
merupakan ‘orang asing’ atau ‘musafir’.
Kenapa begitu?
Ada hal
yang perlu kita ingat sahabatku, pada dasarnya, manusia itu dulunya bertempat
di surga dan bumi merupakan tempat persinggahan semata. Surga adalah kampung
halaman manusia yang sesungguhnya.
Seorang manusia yang menggunakan akalnya dengan baik pasti menginginkan untuk
kembali ke kampung halamannnya yang
penuh dengan keindahan. Hal yang perlu kita ingat juga, jabatan manusia
di bumi hanyalah sebagai seseorang yang sedang lewat, bermusafir
ataupun seorang yang asing. Orang asing seharusnya tidak terlena dan
terperdaya dengan segala yang ada di kampung orang lain, lalu kampung
halamannya pun terlupa.
Manusia memulai kehidupan di surga, lalu kemudian
diturunkan ke bumi ini sebagai cobaan. Kedatangan manusia di dunia layaknya
datangnya orang asing. Padahal sebenarnya tempat tinggal Adam dan orang yang
mengikutinya dalam masalah keimanan, ketakwaan, tauhid dan keikhlasan kepada Allah
adalah surga. Adam diusir dari surga adalah sebagai cobaan dan balasan atas
perbuatan maksiat yang dilakukannya. Jika kita mau merenungkan hal ini, maka
kita akan berkesimpulan, bahwa seorang muslim yang hakiki akan senantiasa
mengingatkan nafsunya dan mendidiknya dengan prinsip bahwa sesungguhnya tempat
tinggalnya adalah di surga, bukan di dunia ini.
Kemudian
Ibnu ‘Umar meneruskan: Jika engkau memasuki waktu sore, maka janganlah
menunggu pagi; dan jika engkau memasuki waktu pagi, janganlah menunggu waktu
sore; ambillah kesempatan dari masa sehatmu untuk masa sakitmu dan dari masa
hidupmu untuk matimu.
Disini telah jelas bahwa apabila telah datang suatu perkara ataupun
urusan, maka janganlah menunda-nundanya. Seperti juga kata pepatah “sedikit-sedikit,
maka lama-lama akan menjadi bukit”. Dengan kita menunda-nunda suatu urusan
apalagi itu dalam suatu hal IBADAH, maka kalau sudah mati nanti jangan harap
minta kembali ke dunia tuk menebusnya seperti orang-orang yang Allah firmankan
dalam surat As-Sajadah, ayat 12:
Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat
ketika orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya,
(mereka berkata): "Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka
kembalikanlah kami (ke dunia), kami akan mengerjakan amal saleh, sesungguhnya
kami adalah orang-orang yang yakin".
Marilah kita memperpaiki kembali niat dan ibadah kita, dan banyak-banyak beristighfar, renungkanlah, betapa banyak orang yang didalam kubur meminta kembali untuk datang ke dunia, hanya untuk memperbaiki amal dan ibadahnya, tetapi itu hanya angan-angan semata yang sudah pasti tidak akan tercapai. Tidak ada orang yang paling bodoh atau zhalim melainkan orang yang sudah diperingati dan ia ingkar…
Dan siapakah yang lebih zhalim daripada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya, kemudian ia berpaling dari padanya? Sesungguhnya Kami akan memberikan pembalasan kepada orang-orang yang berdosa. (as-sajadah. 22).
Semoga bermanfaat. kalau ada
yang salah itu datangnya dari saya J
Wallahu a’lam.
*Syamsuddin, salah seorang anggota IKPM Turki, mahasiswa Teologi Islam di Kahramanmaras Sutcu Imam University.
Labels: Pendidikan, Tulisan
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home