Dapat Beasiswa Turki, Alhamdulillah!
Oleh
Muhsin Abdul Hadi*
Assalamulaikum. Directly just to the
point,
Sebelumnya
saya ucapkan terimakasih kepada setiap orang yang berperan bagi saya untuk mendapatkan
beasiswa pemerintah Turki, berikut ini adalah ulasan atau semacam cerita pendek
lah tentang alur ngidulnya saya mendapatkan beasiswa ini, (lebih khususnya saya
tuliskan artikel ini untuk sahabat mahasiswa ISID).
Saya
adalah alumni Gontor tahun 2012 yang alhamdulillah
mengabdikan diri di Pondok Gontor 1. Sebelumnya saya pernah berniat untuk melanjutkan
sekolah di Pakistan, tepatnya di Islamabad. Karena itu saya mempersiapkan
berkas-berkas yang memang perlu diterjemahkan (seperti: KK, akte, ijazah SD/SMP,
dan KTP) dan juga Paspor. Setelah semuanya selesai saya persiapkan, dikirimlah
semua berkas-berkasnya kesana. Terimakasih saya ucapkan kepada Ikpm Pakistan
yang telah banyak membantu (lebih khusus nya for my math teacher). Setelah lama beberapa bulan setelahnya,
walaupun belum disertai ijazah karena masih dalam masa mengabdi, alhamdulillah saya sudah mendapatkan calling letter dan noc letter dari universitas, pertanda saya sudah bisa mengajukan
visa di kedutaan Pakistan (visa pakistan
butuh waktu 3-4 bulan lebih).
Di
pertengahan saya mengabdi, saya mendapatkan informasi melalui internet bahwa
ada pendaftaran beasiswa Turki untuk S2 telah dibuka, dan ada satu orang dari
mahasiswa ISID yang lulus berkas akan tapi setelah melewati wawancara beliau
tidak lulus. Tak lama setelah itu saya tahu ternyata ada sekitar 6-7 orang dari
mahasiswa ISID yang mendaftar, cuman dari mereka semua tidak ada yang lulus
terkecuali beliau. Beliau lulus dan
sempat menjalani wawancara.
Di
antara bulan Ferbruari dan Maret, dibuka pendaftaran beasiswa untuk S1. Saya mencoba
untuk mendaftar di website resminya (http://www.turkiyeburslari.gov.tr/),
didalamnya kita disuruh mengisi formulir yang berbahsa inggris, dimulai dari
data-data pribadi, juga pertanyaan mengenai jurusan, kontribusi, mengapa harus
Turki, dan kenapa memilih jurusan ini. Itu semua diisi dengan jelas dan sebaik
mungkin dengan bahasa Inggris. Di akhir, barulah kita mengupload berkas-berkas
yang diminta, dari mulai ijazah SMA (waktu itu tidak ada), pasport, ada toefle juga (waktu itu saya memasukan
sertifikat penghargaan lomba bahasa Ingris ketika SMP), dan ada pula international exam document (saya sempat
pusing untuk memasukan apa). semua berkas yang saya telah masukkan adalah berkas
yang pernah saya pakai untuk ke Pakistan.
Singkat
cerita, lama saya menunggu, ketika 3 hari setelah pengabdian saya selesai, saya
mendapatkan email undangan wawancara dengan membawa dokumen-dokumen asli. Saat itu
ada satu buah masalah, ijazah saya belum diambil. Karena saya masih mempunyai
waktu, tepatnya hari itu adalah hari rabu dan jadwal wawancara saya adalah hari
minggu, saya putuskan kesokan harinya untuk berangkat ke Gontor guna mengambil
ijazah (rumah saya di sukabumi 24 jam ke Gontor naik bis). Hari kamis saya
berangkat dengan bis yang delay 4 jam (sempet merasa deg-degan takut tidak bisa
sampe Jakarta ketika hari minggu). Jum'at malam saya sampai di Gontor, malam
itu juga saya mengurus ijazah dan meminta surat rekomendasi dari ISID,
sekaligus meminta nasihat kepada Rektor ISID. Setelah itu saya mencari tiket
kereta dan ternyata sudah habis. Akhirnya sabtu paginya saya berangkat naik bis
lagi kembali ke barat yaitu ke kota Jakarta. Minggu saya sampai di Lebak Bulus
(jujur waktu itu saya masih pusing dengan Jakarta, karena saya orang kampung). Alhamdulillah saya dijemput oleh teman
tepatnya sekitar jam 10. Sekitar pukul 14.00 saya berangkat ke kedutaan Turki
dengan diantar oleh teman. Tak lama menunggu, giliran saya pun datang. Bismillah, ada 4 orang yang sedang mewawancara
(bukan orang indo). Ruangan ber-AC akan tetapi cukup panas badan. (Seakan-akan
sedang diuji saat Ujian safahi di Gontor dulu). Saya tidak baca buku atau prepare apapun sebelumnya. Teman-teman
lain yang diwawancara kebanyakan mereka tahu bnyak hal terutama tentang Turki,
yah sedangkan saya 4 hari bolak-balik naik bis ( Sukabumi-Gontor-Jakarta). Tidak
sempat terpikirkan membaca buku, ya sudahlah dengan modal bahasa, saya jawab
sebisanya, pertanyaannya meliputi banyak hal. Di antaranya;
a.
Profile diri
b.
Jurusan
c.
Kontribusi
d.
Kenapa harus Turki
e.
Pengetahuan tentang Islam (karena jurusan yang akan saya ambil adalah Illahiyat/jurusan
Usuluddin) dll.
Ada
beberapa soal yang saya tidak bisa jawab ketika itu, contoh: madzahibul i'tiqadat, pengarang buku bidayatul mujtahid (waktu itu saya
lupa). Setelah wawancara selesai, saya langsung pergi karena kebetulan sekali saya
adalah orang terakhir di hari yang juga terakhir.
Singkat
cerita, karena saya lumayan lama menunggu (sekitar 1 bulan setengah setelah
wawancara), saya memutuskan 2 hari kedepan saya mau berangkat ke kedutaan Pakistan.
Sambil menunggu visa jadi saya mondok di pesantren salaf di kota Tasik Bandung.
Akan tetapi pada keesokan harinya saya mendapatkan email, bahwa saya diterima Alhamdulillah, ya sudah berhubung ini adalah
beasiswa, saya beserta keluarga memutuskan untuk mengambil beasiswa Turki ini.Setelah
itu saya mulai mengurus semua hal dan itu tidak lama, dimulai dari visa yang
hanya 2 hari langsung jadi, reservasi tiket yang dikirim lewat email, dll
(bagian ini tidak terlalu penting yang terpenting adalah lolos terlebih dahulu).
Nah,
bagi teman-teman, bukannya saya bermaksud untuk menakut-nakuti, akan tetapi
kemungkinan untuk tidak lolos akan sangat mungkin terjadi, dikarena beasiswa
ini kompetitifannya lumayan (semua orang Indonesia dari mana saja bisa mendaftarkan).
Oleh karena itu tolong pengalaman saya ini jangan dijadikan acuan pertama.
Karena apa? karena saya takut jikalau teman-teman tidak lolos suatu saat nanti
kedepannya, teman-teman akan bingung mau kuliah dimana, saya termasuk orang
yang beruntung; dimulai daftar tanpa ijazah SMA, waktu wawancara yang
bertepatan setelah pengabdian di Gontor selesai. Ada teman yang mengantar,
kebetulan juga bahasanya inggris adalah bahasa yang saya sangat gemari, jadi
intinya sebisa mungkin tabur saja benih dimana-mana. Kalau tidak lolos kan,
masih ada yang lain, begitu maksud saya (saya daftar tidak hanya di Pakistan
dan Turki, tapi juga di Universitas lainnya).
Terakhir
kita berdo'a semoga teman-teman yang berkeinginan sekolah diluar Negeri
diberikan kesehatan dan kemudahan dalam mendapatkannya dimanapun itu, ini hanya
tulisan kecil berdasarkan i'brah (
pengalaman) saya pribadi. Barakallahu lakum annajah..
Not:
Syukron alaikum jami'an jazakumullah
khairan katisra: my parents and family, Almukarram Ust. Amal fathullah
Zarkasyi, teman-teman se-hujrah
yayasan, IKPM Turki, Ust.Coy, Arif Affandi, Maulana Putra Jauhari, Didik
beserta keluarga, dan semuanya terimakasih banyak. Semoga bermanfaat. Salam
dari Kota Samsun, Turki.
*Muhsin
Abdul Hadi, anggota baru IKPM Turki, mahasiswa Ilahiyat di Universitas 19 Mayis
Samsun, Turki.
Labels: Beasiswa, Pengalaman
11 Comments:
Jadiii merinding kalau mau daftar, bisa apa saya, bahasa inggris aja belepotan, haduhhhh... musnah deh harapan saya buat bisa makan salju pake susu coklat.
Semangat mbak! Banyak kok teman-teman yang memulai disini dari nol. Tapi mereka sukses dengan kesungguhan. :)))
Assalaamu'alaykum.
Barakallah hadi.boleh minta contactnya? Kbtulan jg sdg usha apply bswa. Plhnny salh stunya d ondokuz
Oh yg ngepost aziz..
Trimksh y infonya..
Dpt bswa jga?
Oy,ad contactnya si hadi?
Wassalam. Coba kirim pesan di akun FB İKPM Turki. Nanti kontaknya kami kirim lewat situ. Terima kasih.
inspiring!! meskipun belum bisa ke turki S1 ini, insyaAllah saya akan usaha lagi buat S2 nanti...
kak... maaf tanya... kira" matakuliah apa yang mampu menunjang kemampuan di islamic theology.. aq masih awam kak.. tolong beritahu...
This comment has been removed by the author.
Maaf kak, kalo waktu belajar pas jam kuliah itu bahasa pelajaranny yg dipake apa kak buat org luar turki.? Lebih dominan ke Inggris apa Turki.?makasih kak. Aku baru alumni GP1 tahun 2016 ini kak, Mohon bantuannya. :)
Maaf kak, kalo waktu belajar pas jam kuliah itu bahasa pelajaranny yg dipake apa kak buat org luar turki.? Lebih dominan ke Inggris apa Turki.?makasih kak. Aku baru alumni GP1 tahun 2016 ini kak, Mohon bantuannya. :)
Stadz,,,ana jg alumni Gontorthn 2019...ana mau nanya katanya ijazah Gontor untuk beasiswa turkiye burslari ga bisa ?? Mohon infonya syukron
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home