5 Daya Kepemimpinan
Oleh Dr. K.H. Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A.
Menjadi
pemimpin bukanlah impian setiap orang. Akan tetapi setiap orang haruslah
memiliki bekal dan persiapan untuk memimpin. karena yang dihadapi, tidak saja
hal-hal yang bersifat materiil, yang bisa diatur dengan kemampuan mekanik,
tetapi yang lebih rumit adalah yang bersifat non materiil, yaitu pola fikir,
sikap dan prilaku manusia yang dipimpin. Di Gontor selalu diajarkan ”Siap
memimpin dan siap dipimpin”, falsafah itu, selalu dikumandangkan K.H. Abdullah
Syukri Zarkasyi, M.A. hampir di setiap pertemuan dan kesempatan.Di setiap saat
manusia bisa berubah dan berkembang, Untuk itu amat diperlukan kekuatan yang
prima, yaitu daya dorong, daya tahan, daya juang, daya suai dan daya kreatif.
1.
DayaDorong
Kekuatan ini sangat diperlukan bagi para pemimpin, karena
daya dorong merupakan satu upaya keras
untuk mengembangkan diri dengan cara terus belajar sepanjang hayat. Pemimpin yang sukses, adalah pemimpin yang memiliki
kemauan keras untuk terus menerus meningkatkan dan mengeluarkan potensi
puncaknya. Namun demikian, kekuatan ini tidak
saja untuk dirinya, tetapi yang lebih penting adalah kemampuan untuk mendorong atau mensupport orang lain agar mau berbuat sesuai dengan yang kita
rencanakan. Inti
kepemimpinan adalah motivasi atau support. Mengapa? Kekuatan mendorong yang
dipimpin untuk meraih prestasi sangat diperlukan, karena semakin kuat dalam
memotivasi atau mensupport, maka semakin besar prestasi yang akan dicapai.
2.
DayaTahan
Kekuatan kedua adalah kekuatan daya tahan. Seorang pemimpin, tidak saja
membutuhkan daya dorong atau daya mensupport dirinya dan orang lain, tetapi
yang lebih penting lagi adalah memiliki daya tahan untuk menghadapi berbagai
kesulitan dan tantangan. Sementara, bertahan yang baik adalah dengan
menyerang. Maksudnya, bahwa problema atau tantangan mestinya tetap dihadapi dan dicarikan solusi. Cobaan adalah
merupakan tantangan yang harus dihadapi. Pak Sahal, salah satu pendiri Gontor bila
sedang menghadapi berbagai cobaan, beliau akan selalu berkata: ”Eee..koyo ngono to, Ayo, jajal awak, tak hadepane, mendaho mati,
rawe-rawe rantas, malang-malang putung…” (Eee.. begitu to. Ayo, mencoba
diri, saya akan hadapi, saya tidak akan mati…)
Jadi yang diserang adalah bukan
orang yang menyerang kita, tetapi pekerjaan atau tugas-tugas kita yang harus
diserang. Karena untuk memberikan kepercayaan atau keyakinan orang lain kepada kita adalah hasil kerja yang
nyata dan sukses.
Maka, sebagai pemimpin, tidak
layak untuk menyerah, apalagi mengeluh atau cengeng dalam mengahadapi kesulitan
atau tantangan. Keluhan dan kecengengan adalah tanda kekalahan. “cengeng
berarti kalah.Yaitu watak pemimpin yang cengeng, atau suka meraju’, menyalahkan
orang lain atau ngambekan. Dia tidak saja membahayakan dirinya, tetapi
juga membahayakan orang yang dipimpin. Pemimpin model ini akan menurunkan etos
kerja dan militansi, bahkan bisa menghancurkan proses pendidikan kaderisasi.
Maka
untuk menguatkan daya tahan kita, hendaknya selalu memohon petunjuk kepada
Allah,. “Ya Allah, berikan saya berbagai cobaan, tetapi berikan juga kekuatan
untuk menghadapinya”. Ya Allah, janganlah engkau berikan beban yang kami tidak
mampu memikulnya”
3.
DayaJuang
Kekuatan ini, merupakan solusi
menghadapi berbagai cobaan, yaitu kekuatan untuk berjuang dan memperjuangkan. Perjuangan merupakan tanda
kehidupan, apalagi seorang pemimpin, bila tidak memiliki jiwa ini, maka
tidaklah layak untuk menyandang sebagai pejuang. Banyak yang harus
diperjuangkan dalam hidup ini. Berjuang untuk meraih cita-cita, menegakkan
agama Allah di muka bumi ini melalui pondoknya.
Tidaklah ringan apa yang akan
dihadapi oleh seorang pemimpin, apalagi menegakkan kalimah Allah. Tantangan
yang dihadapi jauh lebih besar dari yang diperkirakan. Maka kekuatan jiwa
dengan selalu menyandarkan diri kepada Allah sangatlah dibutuhkan. Sandaran ini
akan mengokohkan langkah dan perjuangannya. Hal ini seperti yang disampaikan
Allah dalam firmanNya, bahwa orang-orang yang melepaskan diri dari ikatan
Allah, dan menjadikan selain Allah sebagai sandarannya, ibarat laba-laba
menjadikan sarangnya sebagai rumahnya, karena sesungguhnya selemah-lemah rumah
adalah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahui.
Maka, sandaran dalam perjuangan
ini haruslah dikokohkan dan dikuatkan, karena sesungguhnya, tiada kekauatan
selain kekuatan Allah SWT.
4.
Daya Suai
Selain daya dorong, daya tahan
dan daya juang, sebagai bekal pemimpin, ada daya yang tidak kalah pentingnya agar proses kepemimpinannya bisa diterima
oleh orang lain, yaitu daya suai. Maksudnya adalah, satu kemampuan seorang
pemimpin untuk bersikap luwes, tidak frontal dalam menghadapi berbagai macam
manusia, tetapi menggunakan pendekatan “Soft power”, kekuatan lunak.
Daya suai ini, tidaklah mungkin
bisa dimiliki oleh seorang pemimpin, bila dia tidak memiliki wawasan yang luas,
menguasai permasalahan dan mampu memberikan solusinya. Memiliki ketrampilan pendekatan yang baik,
seperti yang diterangkan pada pendakatan manusiawi, tugas dan idealisme. Maka disinilah perlunya seorang pemimpin
untuk terus belajar dan menambah wawasan ilmu pengetahuan, pemikiran,
pengalaman dan pergaulan. Sehingga memiliki ketrampilan dalam menghadapi
berbagai bentuk manusia, baik yang disukai maupun yang tidak disukai.
5.
DayaKreatif
Dalam kehidupan yang begitu kompleks seperti saat
ini, pemimpin hendaknya memiliki daya kreatif yang tinggi. Kreatifitas yang dimaksud di sini adalah
memiliki seni memimpin. Inilah daya tarik yang akan memudahkan pemimpin untuk
mengajak, mengisi dan mengarahkan kepada yang direncanakan. Kepemimpinan yang pasif,
statis, tidak kreatif akan mendatangkan kebosanan dan kejenuhan. Satu misal,
dalam berbicara, pemimpin hendaknya memiliki kreatifitas yang tinggi, tidak
monoton, tegang selalu, bernada tinggi menggebu-nggebu, tetapi hendak diberi
variasi humor, untuk memancing perhatian mereka. Contoh lain, seperti seni dalam melakukan pendekatan, sesekali perlu
dimarahi orang yang kita pimpin, tetapi juga perlu disupport, dimotivasi bahkan
dihargai.
Di dalam seluruh aspek
kehidupan, sebenarnya kreatifitas ini sangatlah diperlukan. Sudah banyak bentuk
dan model, gaya dan pola yang dimiliki orang lain dalam berbagai lini
kehidupan. Maka siapa yang paling kreatif, dialah yang akan menang dan mampu bertahan.
Demikian juga pemimpin.
Buku Bekal Pemimpin hal.
122-127
Labels: Pendidikan, Pengalaman
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home