Thursday, March 20, 2014

Tiga hal yang “Laa Roiba Fiihi”



Oleh Abdul Ghaffar

Laa Roiba Fiihi adalah redaksi ayat dalam al-Qur’an yang mempunya arti “Tidak ada keraguan (samar) di dalamnya”.

Dalam al-Qur’an ada tiga hal yang dijelaskan dengan kalimat Laa Raiba fiihi, maksudnya ada tiga hal yang tidak diragukan lagi.


1. Al-Qur’an

Kitab al-Qur’an disebut tiga kali dengan redaksi Laa Raiba Fiihi. Ayat ini masing-masing ada di Surat al-Baqarah ayat 2, Surat Yunus ayat 37, dan surat al-Sajadah ayat 2.



Al-Qur’an merupakan Firman Allah Sang Penguasa Alam yang diwahyukan kepada Rasulullah Saw. melalui perantara malaikat Jibril dan ke-otentik-annya tidak terbantahkan hingga detik ini.

Al-Quran diturunkan kepada Rasulullah Saw. dan terus diajarkan oleh para sahabatnya hingga sampai saat ini masih terjaga dan sama sekali tidak berubah.

Oleh sebab itu, al-Qur’an merupakan kitab yang paling jos dan digunakan sebagai dasar rujukan utama dalam hal apapun.

Bagaimana tidak? sebagai ‘hamba’ yang lemah, tentu setiap manusia harus bangga mendapat pedoman hidup yang otentik diturunkan untuk Manusia ini. Maka berbahagialah orang-orang yang mencintai al-Qur’an dan menjadikannya sebagai pedoman hidup utama.

Hanya a-Qur’an lah yang membacanya akan mendapatkan pahala, sekalipun itu dengan terbata-bata. Hanya al-Qur’an yang akan memberi pertolongan kelaj di hari kaiamat nanti kepada orang-orang yang sering membacanya.

Apa masih ragu bahwa al-Qur’an adalah Laa Raiba Fiihi ?

2. Hari Kiamat

Hari Kiamat disebutkan sebanyak 10 kali dengan penjelasan Laa Raiba Fiihi. Redaksi penamaannya berbeda-beda namun mengarah ke Hari Kiamat. Ayat-ayat ini bisa di dapati :

Dengan redaksi kata “al-Yaum” ada di : Surat Ali Imran ayat 9 dan 25.
Dengan redaksi kata “al-Yaum al-Qiyamah” ada di : surat al-Nisa’ ayat 87, al-Jatsiyah ayat 36 dan al-An’am ayat 12.
Dengan redaksi kata “al-Saa’ah” ada di : surat al-Kahfi ayat 21, al-Hajj ayat 7, al-Jatsiyah ayat 32 dan surat al-Mu’min ayat 59.
Dengan redaksi kata “Yaum al-Jam’i” ada di surat asy-Syuura ayat 7.
Adanya Hari Kiamat telah dikabarkan sejak masa awal adanya manusia. Tidak ada satu nabi pun yang tidak menjelaskan tentang hari kiamat ini. Hari Kiamat lazim diketahui sebagai hari hancurnya alam semesta ini. Dan Hari ini lah yang menjadi batas selesainya periode dunia dan masuk kepada periode Akhirat.

Pada hari ini juga seluruh manusia yang telah meninggal sejak dahulu kala kembali dibangkitkan untuk kemudian dimintai pertanggungjawabannya untuk kemudian menjadi diputuskan menjadi penikmat surga dan segala fasilitas di dalamnya, atau penghuni Neraka dengan seabreg siksa dahsyat di dalamnya. Ada banyak ayat dan hadis yang menjelaskan hal ini.

Sekali lagi, Laa Raoiba Fiihi…. Tidak ada keraguan di dalamnya,  Bahwa Hari Kiamat cepat atau lambat akan pasti terjadi.

Tidak ada yang tahu kapan akan terjadinya hari kiamat ini, namun ada beberapa tanda-tanda kedatangannya yang diceritakan dalam banyak hadis dari Rasulullah Saw.

 3. Kematian

Jika ada saja manusia yang tidak mengimani al-Qur’an dan juga Hari Kiamat, maka berbeda dengan ‘kematian’. Bagi orang yang tidak memiliki iman pun pasti akan menguki bahwa kematian tidak diragukan lagi pasti akan terjadi.

Kematian disebutakan sekali dalam al-Qur’an dengan keterangan Laa Raiba Fiihi, yaitu pada surat al-Isra’ ayat 99. Pada ayat ini mengguanakan lafadz “Ajal”. Dalam bahasa arab, ada banyak kata yang mempunyai arti ‘waktu’, misal al-Waqt, al-Ashr, al-Ajal dll. Sedangkan kata “al-Ajal” sendiri mempunyai banyak arti, ada yang mengartikan dengan makna al-Ta’khir alias waktu yang paling akhir, ada yang menjelaskan dengan al-Waqt al-Muqaddar alias waktu yang telah ditakdirkan, atau al-Waqt al-Mahdud alias waktu yang dibatasi, dan lain sebagainya. Namun kata “Ajal” sendiri sering difahami dengan waktu yang paling ujung atau akhir, misalnya, si Fulan ditakdirkan berusia seminggu, maka pada saat hari ke tujuh sejak kelahirannya tepat pada akhir dia menghirup nafas itulah disebut ‘ajal’nya sudah tiba, alias meninggal dunia.

Sedangkan dalam Tafsir al-Jalalain dijelaskan makna Ajal dalam ayat ini adalah Lilmauti wal Ba’ts, artinya Kematian dan Kebangkitan.

Kematian terjadi pada apapun dan siapapun. Segala sesuatu silih berganti, demikian juga dengan kehidupan manusia, jika dulu kakek buyut kita mempunya masa kehidupan, namun kehidupannya berhenti ketika ajal menjemputnya, gantilah pada masa anak dan seterusnya hingga kita saat ini yang sedang berasyik ria dengan kehidupan ini diingatkan bahwa nanti kita juga mempunyai “Ajal” yang Laa Raiba Fiihi. Tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui waktu ajal seseorang kecual Allah Swt.

Jadi siapkah diri masing-masing untuk menghadapi “Ajal” ini?


Sumber : http://cakgopar.com/2014/03/tiga-hal-yang-laa-roiba-fiihi/

Labels: ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home