Tiga hal yang “Laa Roiba Fiihi”
Oleh
Abdul Ghaffar
Laa
Roiba Fiihi adalah redaksi ayat dalam al-Qur’an yang mempunya arti “Tidak ada
keraguan (samar) di dalamnya”.
Dalam
al-Qur’an ada tiga hal yang dijelaskan dengan kalimat Laa Raiba fiihi, maksudnya
ada tiga hal yang tidak diragukan lagi.
1.
Al-Qur’an
Kitab
al-Qur’an disebut tiga kali dengan redaksi Laa Raiba Fiihi. Ayat ini
masing-masing ada di Surat al-Baqarah ayat 2, Surat Yunus ayat 37, dan surat
al-Sajadah ayat 2.
Al-Qur’an
merupakan Firman Allah Sang Penguasa Alam yang diwahyukan kepada Rasulullah
Saw. melalui perantara malaikat Jibril dan ke-otentik-annya tidak terbantahkan
hingga detik ini.
Al-Quran
diturunkan kepada Rasulullah Saw. dan terus diajarkan oleh para sahabatnya
hingga sampai saat ini masih terjaga dan sama sekali tidak berubah.
Oleh
sebab itu, al-Qur’an merupakan kitab yang paling jos dan digunakan sebagai
dasar rujukan utama dalam hal apapun.
Bagaimana
tidak? sebagai ‘hamba’ yang lemah, tentu setiap manusia harus bangga mendapat
pedoman hidup yang otentik diturunkan untuk Manusia ini. Maka berbahagialah
orang-orang yang mencintai al-Qur’an dan menjadikannya sebagai pedoman hidup
utama.
Hanya
a-Qur’an lah yang membacanya akan mendapatkan pahala, sekalipun itu dengan terbata-bata.
Hanya al-Qur’an yang akan memberi pertolongan kelaj di hari kaiamat nanti
kepada orang-orang yang sering membacanya.
Apa
masih ragu bahwa al-Qur’an adalah Laa Raiba Fiihi ?
2.
Hari Kiamat
Hari
Kiamat disebutkan sebanyak 10 kali dengan penjelasan Laa Raiba Fiihi. Redaksi
penamaannya berbeda-beda namun mengarah ke Hari Kiamat. Ayat-ayat ini bisa di
dapati :
Dengan
redaksi kata “al-Yaum” ada di : Surat Ali Imran ayat 9 dan 25.
Dengan
redaksi kata “al-Yaum al-Qiyamah” ada di : surat al-Nisa’ ayat 87, al-Jatsiyah
ayat 36 dan al-An’am ayat 12.
Dengan
redaksi kata “al-Saa’ah” ada di : surat al-Kahfi ayat 21, al-Hajj ayat 7,
al-Jatsiyah ayat 32 dan surat al-Mu’min ayat 59.
Dengan
redaksi kata “Yaum al-Jam’i” ada di surat asy-Syuura ayat 7.
Adanya
Hari Kiamat telah dikabarkan sejak masa awal adanya manusia. Tidak ada satu
nabi pun yang tidak menjelaskan tentang hari kiamat ini. Hari Kiamat lazim
diketahui sebagai hari hancurnya alam semesta ini. Dan Hari ini lah yang
menjadi batas selesainya periode dunia dan masuk kepada periode Akhirat.
Pada
hari ini juga seluruh manusia yang telah meninggal sejak dahulu kala kembali
dibangkitkan untuk kemudian dimintai pertanggungjawabannya untuk kemudian
menjadi diputuskan menjadi penikmat surga dan segala fasilitas di dalamnya,
atau penghuni Neraka dengan seabreg siksa dahsyat di dalamnya. Ada banyak ayat
dan hadis yang menjelaskan hal ini.
Sekali
lagi, Laa Raoiba Fiihi…. Tidak ada keraguan di dalamnya, Bahwa Hari Kiamat cepat atau lambat akan
pasti terjadi.
Tidak
ada yang tahu kapan akan terjadinya hari kiamat ini, namun ada beberapa
tanda-tanda kedatangannya yang diceritakan dalam banyak hadis dari Rasulullah
Saw.
3. Kematian
Jika
ada saja manusia yang tidak mengimani al-Qur’an dan juga Hari Kiamat, maka
berbeda dengan ‘kematian’. Bagi orang yang tidak memiliki iman pun pasti akan
menguki bahwa kematian tidak diragukan lagi pasti akan terjadi.
Kematian
disebutakan sekali dalam al-Qur’an dengan keterangan Laa Raiba Fiihi, yaitu
pada surat al-Isra’ ayat 99. Pada ayat ini mengguanakan lafadz “Ajal”. Dalam
bahasa arab, ada banyak kata yang mempunyai arti ‘waktu’, misal al-Waqt,
al-Ashr, al-Ajal dll. Sedangkan kata “al-Ajal” sendiri mempunyai banyak arti,
ada yang mengartikan dengan makna al-Ta’khir alias waktu yang paling akhir, ada
yang menjelaskan dengan al-Waqt al-Muqaddar alias waktu yang telah ditakdirkan,
atau al-Waqt al-Mahdud alias waktu yang dibatasi, dan lain sebagainya. Namun
kata “Ajal” sendiri sering difahami dengan waktu yang paling ujung atau akhir,
misalnya, si Fulan ditakdirkan berusia seminggu, maka pada saat hari ke tujuh
sejak kelahirannya tepat pada akhir dia menghirup nafas itulah disebut
‘ajal’nya sudah tiba, alias meninggal dunia.
Sedangkan
dalam Tafsir al-Jalalain dijelaskan makna Ajal dalam ayat ini adalah Lilmauti
wal Ba’ts, artinya Kematian dan Kebangkitan.
Kematian
terjadi pada apapun dan siapapun. Segala sesuatu silih berganti, demikian juga
dengan kehidupan manusia, jika dulu kakek buyut kita mempunya masa kehidupan,
namun kehidupannya berhenti ketika ajal menjemputnya, gantilah pada masa anak
dan seterusnya hingga kita saat ini yang sedang berasyik ria dengan kehidupan
ini diingatkan bahwa nanti kita juga mempunyai “Ajal” yang Laa Raiba Fiihi.
Tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui waktu ajal seseorang kecual Allah
Swt.
Jadi
siapkah diri masing-masing untuk menghadapi “Ajal” ini?
Sumber
: http://cakgopar.com/2014/03/tiga-hal-yang-laa-roiba-fiihi/
Labels: Pendidikan, Tulisan
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home