Saturday, April 5, 2014

Kehadiran Duta Bangsa yang Membangsakan



Oleh Abdul Aziz

            Dewasa ini pendidikan di luar negeri menjadi acuan pendidikan yang sangat dikagumi dan digemari. Oleh karenanya banyak dari pelajar Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri, baik itu dengan mendapatkan beasiswa dari Kemendikbud, donatur lainnya maupun dengan biaya sendiri. Terbukti dengan banyaknya pelajar yang sedang menuntut ilmu di berbagai belahan dunia, seperti Madinah, Mesir, Amerika, Turki, Sudan, dan lain-lain. Para alumnus luar negeri pun memberikan posisi penting dalam pergerakan di tanah air kita bahkan sampai luar negeri. Baik dalam bidang pendidikan, sosial kemasyarakatan, maupun pemerintahan.


            Posisi kami saat ini adalah sebagai seorang pelajar, baik sebagai pelajar di sebuah sekolah menengah setingkat SMA maupun pada perguruan tinggi. Karena posisi belajar kami yang berada di luar  tanah air, maka sering  dikenal sebagai pelajar asing dan ada juga yang mengatakan bahwa kami adalah pelajar internasional. Bahasa pengantar yang digunakan dalam pembelajaran  bermacam-macam,  tergantung dengan kebijakan sekolah tempat kami belajar. Sebagian para pelajar datang untuk memperdalam kemampuan berbahasa asingnya. Sebagian yang lain datang untuk menekuni pelajaran yang mereka minati dengan kemampuan bahasa asing yang telah mumpuni. Kadang permasalahan bahasa asing ini sering menjadikan para pelajar menjadi  kurang percaya diri karena kemampuan bahasa yang dimiliki tidak sebanding dengan para pelajar setempat. Kadang permasalahan ini yang menjadikan pelajar tertinggal pelajaran atau bahkan tertinggal kelas. Selain itu, hal ini juga menjadikan motifasi tersendiri bagi pelajar untuk terus berkembang dan menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar.

            Berkaitan dengan posisi kami sebagai pelajar asing, setiap pelajar juga mengemban satu misi yaitu sebagai duta bangsa, yang telah menjadi identitas kami hingga saat ini. Duta yang dalam bahasa sanskerta memiliki arti utusan, yang biasa  digunakan dalam dunia politik dan hubungan luar negeri untuk merujuk kepada seorang pejabat diplomatik yang ditugasi ke pemerintahan asing yang berdaulat atau ke sebuah organisasi internasional yang menjabat untuk bekerja mewakili negerinya. Demikian definisi yang terkutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia secara singkat. Namun keberadaan pelajar dalam hal ini, kami bukanlah sebagai seorang pejabat, kami hanya para pelajar yang bertugas hampir sama dengan seorang pejabat diplomatik, yaitu menjadi utusan perwakilan sekaligus menjadi mitra strategis dan mempromosikan citra positif Negara Indonesia di Negara asing. Keberadaan pelajar Indonesia di tengah-tengah pelajar  Negara lain merupakan salah satu tantangan bagi pelajar sendiri. Dalam artian, pelajar Indonesia sendiri pun harus mampu menunjukkan  kepada dunia bahwa pelajar Indonesia mampu memberikan persaingan kepada pelajar lain dalam segala hal. Untuk mewujudkan cita-cita itu tidaklah semudah  membalikkan telapak tangan. Segalanya harus didasari dengan kesungguhan, tidak cukup hanya dengan menjalankan kegiatan yang  telah berjalan selama ini saja. Seorang pelajar membutuhkan upaya dan perjuangan lebih untuk dapat mengemban misi sebagai “duta bangsa’’ dengan lebih baik.

            Mendapatkan gelar pendidikan dari sebuah universitas luar negeri pun menjadi kebangaan tersendiri. Mendapatkan kesempatan untuk mengenyam pendidikan di luar negeri juga merupakan sebuah kelebihan yang tidak semua orang bisa merasakan. Hanya mereka yang beruntung yang bisa mendapatkan kesempatan belajar di luar negeri. Terutama bagi mereka para mahasiswa penerima beasiswa. Mereka adalah para pelajar pilihan dari ribuan pelajar dalam negeri dan tidak sembarang orang yang bisa mendapatkan  layaknya beasiswa itu sendiri. Pelajar yang memiliki kesempatan besar seperti ini harusnya bisa memahami, tidakkah ini menjadi sebuah nikmat yang patut  disyukurinya? Ketika kita menyadari betul akan hal ini, maka perjalanan belajar kita tidaklah menjadi sia-sia, yang kemudian akan timbul semacam kesungguhan untuk berjuang. Kesungguhan yang tidak mengenal kata bermain-main dalam belajar.

            Pelajar yang datang dari tanah air  ke luar negeri sebagian besar mereka mencoba  menggali keilmuan lebih dalam lagi dari apa yang telah mereka dipelajari di negerinya. Mereka rela untuk  meninggalkan keluarga selama bertahun-tahun. Latar belakang mereka pun berbeda-beda, baik dari kalangan atas sampai kalangan bawah. Keadaan yang sedemikian rupa ternyata belum menjadikan mereka belajar dengan sungguh-sungguh, sebagian dari mereka ada yang datang hanya untuk mencari gelar, bahkan waktu yang ada habis untuk berlibur, lalu membangga-banggakan foto-fotonya kepada teman yang di tanah air. Akan menjadi sangat ironis apabila hal itu masih terjadi kepada kita, sementara misi yang kita emban adalah Duta Bangsa Negara Indonesia. Sudah saatnya  pelajar yang dalam hal ini mengemban misi ini harus menyadari serta mengoptimalkan kembali peran strategis mahasiswa dan memulai untuk bangkit demi mengharumkan nama bangsa dan Negara.

            Pernahkah kita tahu? Guru, teman, sanak keluarga, tetangga, bahkan Presiden sekalipun turut bangga akan  hadirnya kita ke luar negeri untuk belajar. Apakah yang sebenarnya mereka harapkan? Mereka semua berharap para pelajar  bisa menjadi pemuda pemudi bangsa yang berhasil, yang membanggakan, yang akan membawa Indonesia maju di masa depan. Harapan mereka sangat besar terhadap keberadaan kita sebagai duta bangsa yang membangsakan. Tidak hanya sekadar sebagai pelajar yang datang untuk berburu ilmu, namun lebih dari itu. Yaitu bagaimana kita bisa turut berperan banyak dalam ‘mendiplomasikan diri’ secara penuh, utuh dan bertanggung jawab demi mengharumkan citra baik bangsa. Di pundak kita ada sebuah beban yang tidak ringan. Apa yang akan kita bawa setelah kembali nanti? Apakah cukup kita pulang dengan lembaran keterangan saja? Bangsa Indonesia sedang menunggu perubahan, pergerakan-pergerakan yang akan kita lakukan di masa yang akan datang.  


            Sepanjang jalan perjuangan di Negara asing ini, kita para pelajar membawa nama bangsa yang melekat erat di sekujur tubuh kita. Bendera merah putih pun tertempel di dada kita. Kita sedang menjadi seorang duta bangsa, duta-duta pilihan yang mengharumkan nama bangsa. Tingkah laku, gerak-gerik, tutur kata, cara padang bahkan bahasa tubuh pun akan dinilai di mata asing, seluruh mata memandang. Tidak hanya itu saja, cara makan, belajar, adap sopan santun, pergaulan, dan seterusnya yang semuanya itu bernamakan Indonesia. Mereka para orang asing pun mampu  mengatakan bahwa Indonesia itu jelek, pemalas, pecundang dan sebagainya, hanya karena  melihat kebiasaan dan tingkah laku kita yang tidak baik. Sejelek itukah kesan kita di mata mereka? Iya, karena kita adalah duta bangsa.

Labels: , , ,

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home