Kehadiran Duta Bangsa yang Membangsakan
Oleh Abdul Aziz
Dewasa ini pendidikan di luar negeri menjadi
acuan pendidikan yang sangat dikagumi dan digemari. Oleh karenanya banyak dari pelajar Indonesia yang ingin
melanjutkan pendidikan di luar negeri, baik itu dengan mendapatkan beasiswa dari
Kemendikbud, donatur lainnya maupun dengan biaya sendiri. Terbukti dengan banyaknya pelajar yang sedang menuntut ilmu di berbagai belahan dunia,
seperti Madinah, Mesir, Amerika, Turki, Sudan, dan lain-lain. Para alumnus luar
negeri pun memberikan posisi penting dalam pergerakan di tanah air kita bahkan sampai luar negeri. Baik dalam bidang pendidikan,
sosial kemasyarakatan, maupun pemerintahan.
Posisi kami saat ini adalah sebagai seorang
pelajar, baik sebagai pelajar di sebuah sekolah menengah setingkat SMA maupun
pada perguruan tinggi. Karena
posisi belajar kami yang berada di luar tanah
air, maka sering
dikenal sebagai pelajar asing dan ada juga yang mengatakan bahwa kami adalah
pelajar internasional. Bahasa pengantar yang digunakan dalam pembelajaran bermacam-macam, tergantung dengan kebijakan sekolah
tempat kami belajar. Sebagian para pelajar datang untuk memperdalam kemampuan
berbahasa asingnya. Sebagian yang lain datang untuk menekuni pelajaran yang
mereka minati dengan kemampuan bahasa asing yang telah mumpuni. Kadang
permasalahan bahasa asing ini sering menjadikan para pelajar menjadi kurang percaya diri karena kemampuan bahasa yang
dimiliki tidak sebanding dengan para pelajar setempat. Kadang permasalahan ini yang menjadikan pelajar tertinggal pelajaran atau bahkan
tertinggal kelas. Selain itu, hal ini juga menjadikan motifasi tersendiri bagi pelajar untuk terus
berkembang dan menyesuaikan diri dengan lingkungan belajar.
Berkaitan dengan posisi kami sebagai pelajar
asing, setiap pelajar juga mengemban satu misi yaitu sebagai duta bangsa, yang
telah menjadi identitas kami hingga saat ini. Duta yang dalam bahasa sanskerta
memiliki arti utusan, yang biasa
digunakan dalam dunia politik dan hubungan luar negeri untuk merujuk
kepada seorang pejabat diplomatik yang ditugasi ke pemerintahan asing yang
berdaulat atau ke sebuah organisasi internasional yang menjabat untuk bekerja
mewakili negerinya. Demikian
definisi yang terkutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia secara singkat. Namun keberadaan pelajar dalam hal ini, kami bukanlah sebagai seorang pejabat, kami hanya para pelajar yang bertugas hampir sama dengan seorang pejabat diplomatik,
yaitu menjadi utusan perwakilan sekaligus menjadi mitra strategis dan
mempromosikan citra positif Negara Indonesia di Negara asing. Keberadaan
pelajar Indonesia di tengah-tengah pelajar
Negara lain merupakan salah satu tantangan bagi pelajar sendiri. Dalam
artian, pelajar Indonesia sendiri pun harus mampu
menunjukkan
kepada dunia bahwa pelajar Indonesia mampu memberikan persaingan kepada
pelajar lain dalam segala hal. Untuk mewujudkan cita-cita itu tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Segalanya harus didasari dengan kesungguhan, tidak cukup hanya dengan
menjalankan kegiatan yang telah berjalan
selama ini saja. Seorang pelajar membutuhkan upaya dan perjuangan lebih untuk dapat mengemban misi sebagai “duta bangsa’’ dengan lebih baik.
Mendapatkan gelar pendidikan dari sebuah
universitas luar negeri pun menjadi kebangaan tersendiri. Mendapatkan
kesempatan untuk mengenyam pendidikan di luar negeri juga merupakan sebuah kelebihan yang tidak semua orang bisa merasakan. Hanya
mereka yang beruntung yang bisa mendapatkan kesempatan belajar di luar negeri.
Terutama bagi mereka para mahasiswa penerima beasiswa. Mereka adalah para
pelajar pilihan dari ribuan pelajar dalam negeri dan tidak sembarang orang yang
bisa mendapatkan layaknya beasiswa itu
sendiri. Pelajar yang memiliki kesempatan besar seperti ini harusnya bisa
memahami, tidakkah ini menjadi sebuah nikmat yang patut disyukurinya? Ketika kita menyadari betul akan
hal ini, maka perjalanan belajar kita tidaklah menjadi sia-sia, yang kemudian
akan timbul semacam kesungguhan untuk berjuang. Kesungguhan yang tidak mengenal
kata bermain-main dalam belajar.
Pelajar yang datang dari tanah air ke luar negeri sebagian besar mereka
mencoba menggali keilmuan lebih dalam
lagi dari apa yang telah mereka dipelajari di negerinya. Mereka rela untuk meninggalkan keluarga selama bertahun-tahun. Latar belakang mereka pun berbeda-beda, baik dari kalangan atas sampai kalangan bawah. Keadaan yang
sedemikian rupa ternyata belum menjadikan mereka belajar dengan
sungguh-sungguh, sebagian dari mereka ada yang datang hanya untuk mencari
gelar, bahkan waktu yang ada habis untuk berlibur, lalu membangga-banggakan
foto-fotonya kepada teman yang di tanah air. Akan menjadi sangat ironis apabila hal itu masih terjadi kepada kita, sementara misi yang kita emban adalah Duta Bangsa Negara
Indonesia. Sudah saatnya pelajar yang
dalam hal ini mengemban misi ini harus menyadari serta mengoptimalkan kembali
peran strategis mahasiswa dan memulai untuk bangkit demi mengharumkan nama
bangsa dan Negara.
Pernahkah kita tahu? Guru, teman, sanak
keluarga, tetangga, bahkan Presiden sekalipun turut bangga akan hadirnya kita ke luar negeri untuk belajar.
Apakah yang sebenarnya mereka harapkan? Mereka semua berharap para pelajar bisa menjadi pemuda pemudi bangsa yang
berhasil, yang membanggakan, yang akan membawa Indonesia maju di masa depan.
Harapan mereka sangat besar terhadap keberadaan kita sebagai duta bangsa yang
membangsakan. Tidak hanya sekadar sebagai pelajar yang datang untuk berburu
ilmu, namun lebih dari itu. Yaitu
bagaimana kita bisa turut berperan banyak dalam ‘mendiplomasikan diri’ secara penuh,
utuh dan bertanggung jawab demi mengharumkan citra baik bangsa. Di
pundak kita ada sebuah beban yang tidak ringan. Apa yang akan kita bawa setelah
kembali nanti? Apakah cukup kita pulang dengan lembaran keterangan saja? Bangsa
Indonesia sedang menunggu perubahan, pergerakan-pergerakan yang akan kita
lakukan di masa yang akan datang.
Sepanjang jalan perjuangan di Negara asing
ini, kita para pelajar membawa nama bangsa yang melekat erat di sekujur tubuh
kita. Bendera merah putih pun tertempel di dada kita.
Kita sedang menjadi seorang duta bangsa, duta-duta pilihan yang mengharumkan
nama bangsa. Tingkah laku, gerak-gerik, tutur kata, cara padang bahkan bahasa
tubuh pun akan dinilai di mata asing, seluruh mata memandang. Tidak hanya itu saja, cara makan,
belajar, adap sopan santun, pergaulan, dan seterusnya yang semuanya itu
bernamakan Indonesia. Mereka para orang asing pun mampu mengatakan bahwa Indonesia
itu jelek, pemalas, pecundang dan sebagainya, hanya karena melihat kebiasaan dan
tingkah laku kita yang tidak baik. Sejelek itukah kesan kita di mata mereka? Iya, karena kita adalah duta bangsa.
Labels: Pendidikan, Pengalaman, Tulisan, Turki
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home